Hal-hal yang Perlu Diketahui tentang Obat Kedaluwarsa - Tanggal kedaluwarsa menjadi sangat penting bagi setiap produk yang digunakan, termasuk obat-obatan. Konsumsi obat kedaluwarsa akan mengurangi faktor kemanjuran obat dalam mengobati penyakit. 

Baru-baru ini, salah satu puskesmas di Jakarta memberikan obat kedaluwarsa untuk pasien ibu hamil. Akibatnya, pasien mengalami batuk, sakit perut, dan sakit kepala. 

Mengutip situs resmi Food and Drug Administration (FDA), obat kedaluwarsa memiliki risiko tinggi pada pertumbuhan bakteri. Bukannya mengobati, obat justru gagal untuk menyembuhkan pasien. 

"Setelah tanggal kedaluwarsa habis, tak ada jaminan bahwa obat tersebut akan aman dan efektif," ujar Wakil Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA, Ilisa Bernstein. 


FDA menyebut, produk obat yang telah kedaluwarsa menjadi kurang efektif atau berisiko karena terjadinya perubahan komposisi kimia di dalamnya. 

Namun, hal yang sama tak berlaku pada semua jenis obat. American Medical Association (AMA) menemukan bahwa beberapa produk obat berpotensi dapat bertahan lebih lama dari tanggal kedaluwarsa yang tertera pada label. 

Mengutip situs kesehatan Drugs, sebuah penelitian yang dilakukan FDA menemukan, 88 persen obat-obatan yang telah melampaui tanggal kedaluwarsa masih memiliki pontesi yang stabil. 

Artinya, beberapa jenis obat masih bisa dikonsumsi meski telah melewati batas kedaluwarsa. 

Obat-obatan itu seperti golong amoxicillin, ciprofloxacin, diphenhydramine, dan morfin sulfat. Obat ini memiliki masa simpan 12-148 bulan setelah tanggal kedaluwarsa yang tertera. 

Meski beberapa obat dapat memperpanjang masa simpannya, namun praktik ini dirasa sulit bagi konsumen. Mengetahui produk mana yang memiliki usia simpan panjang bukan lah perkara mudah. 

Sementara beberapa obat lain disebut tidak aman jika dikonsumsi setelah melewati tanggal kedaluwarsa. Obat-obatan itu di antaranya insulin untuk mengontrol kadar gula darah, obat jenis nitrogliserin yang mengatasi nyeri dada, vaksin, dan obat-obatan yang terlihat usang dengan bentuk obat yang hancur serta bau yang menyengat. 


Kemampuan sebuah obat untuk memperpanjang masa simpan akan tergantung pada bahan obat seperti bahan pengawet, fluktuasi suhu, cahaya, kelembapan, dan kondisi penyimpanan lainnya. 

Penyimpanan obat yang tepat dapat membantu memperluas potensi masa simpan. Lemari kamar mandi bukan lah tempat ideal untuk menyimpan obat lantaran suhu panas dan lembap yang dimilikinya. 

Jangan menyimpan obat di tempat yang panas dan lembap. Obat sebaiknya disimpan dalam ruangan kering dan sejuk, serta jauh dari paparan cahaya. Tutup botol obat dengan rapat dan jauhkan dari jangkauan anak serta hewan peliharaan.